Belajar Jurnal ||Tentang Pergi Atau Pulang
Kali ini saya mau buat sebuah artikel yang sebenarnya ditulis untuk narasi video, tapi sayang kalo tulisannya di buang.
Ini adalah sebuah jurnal yang kami buat untuk melengkapi perjalananan kami, ya namanya juga jalan jalan ya sayang kan kalau tidak ada dokumetasi tentang kegiatan kami.
Kami memulai perjalanan dari kota takengon menuju kampung simpil,
Kami berangkat jam 10 pagi, setelah mengumpulkan semua perlengkapan kami pun mulai bergerak.
Perjalanan kami kali ini hanya berempat saja, saya feri mahliga dan satu senior saya, kak kuncoro kami berangkat dengan menggunakan vespa.
Belum jauh perjalanan kami tiba2 ban serep vespa bocor. Terpaksa kami harus menambalnya terlebih dahulu. Hal ini supaya tidak terjadi kendala ketika kami dalam perjalanan
Setelah menempel ban siap kami melanjutkan perjalanan kami melalu jalur sebelah kiri pinggir danau tepatnya lewat kebayakan.
Kami tidak terlalu terburu buru dalam perjalanan. Kami menyempatkan diri untuk sebentar beristirhat di pinggir danau.
Menikmati ciptaan tuhan tidak harus dengan menggunakan uang,
Tuhan menciptaan alam dengan banyak keindahan.
Lalu pantaskah kita hanya berdiam diri saja?
Orang-orang seperti kita tidak pantas mati di tempat tidur
Hanya sebuah pertanyaan kecil.
Ok kita kembali ke cerita...
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang sekitar jam 1 siang kami tiba di sebuah kampung yang tidak kami ketahui namanya, kak kuncoro meminta kami untuk beristirsahat terlebih dahulu.
Melanjutkan perjalanan akhirnya kami tiba di simpang simpil.
Disini kami memberitahu sekaligus meminta izin untuk bisa ,menginap di sana.
Setelah mendapatkan izin kami pun memarkirkan kereta kami dan memulai perjalanan menggunakan kaki, karena akses untuk menuju ke tempat kami menginap karena kami harus menyebarangi sungai terlebih dahulu.
Oh iya simpil ini dulunya merupakan tempat yang di jadikan wisata ketika hari libur besar tiba.
dimana simpil yang dulu sangat terkenal dengan keindahan wisata sungainya. Namun sayang akhir akhir ini sungai simpil sudah mulai tidak terawat lagi
Terbilang cukup nekat kami yang sebelumnya tidak pernah nyebrang kali ini kami harus melakukannya dengan air yang cukup deras. Saya dan feri berjalan duluan, sementara mahliga dan kak kuncoro berada di barisan paling belakang. Dengan bekal yang cukup lumayan banyak kami agak kesulitan untuk menyebrang.
Selesai ,menyebrang kami mencoba menyusuri jalan yang cukup semak, menurut kak kuncoro waktu pertama dia dtang kemari lokasinya tidak sesemak yang sekarang ini, tapi ya sudahlah apa boleh buat selain trus mencari jalan. Capek capek berjalan tau taunya kami salah jalan. Dan kami harus kembali mencari jalan utama utama
Tidak lama kemudian kami kembali ke jalan utama dengan cara blusukan.
Dan yang diu tunggu, akhirnya kamipun tiba di lokasi dimana kami akan menginap nanti malam,
Dan lagi untuk sampai ke titik kami berkemah, kami harus kembali menyebrangi sungai yang begitu dalam.
Karena banyak perlengkapan masak dan pribadi kami takut jika semuanya akan basah.
Kami mencari cara untuk bisa memindahkan barang kesebrang sungai.
Dengan menggunakan kayu kamipun mencoba memindahkan satu persatu barang kami.
Dengan segera mahliga dan kak kuncoro memasang tenda, sememntara saya den feri memasak
Setelah selesai makan dan beristirahat kami mandi menikmati sungai yang yang begitu indah dengan panoramanya.
Malam pun tiba, teman saya bernama said datang menyusul kami setelah saya memberitahunya via telpon bahwa kami berada di simpil.
Said pun mengajak kami untuk menjala ikan di sungai. Untuk makan malam katanya
Akhirnya saya dan kak kuncoro menemani said untuk menjala ikan, sementara feri dan mahliga menunggu kami di tenda. Karena takut untuk nyebrang akhirnya saya dan kak kuncoro menunggu said menjala, kami hanya melihat dia menjala.
Maklum kami udah ganti makanya ga ikut dia
Setelah menunggu said akhirnya kami kembali ke tenda membawa ikan, ya cukuplah untuk kami menikmati makan malam
Pulang.
Ini adalah sebuah jurnal yang kami buat untuk melengkapi perjalananan kami, ya namanya juga jalan jalan ya sayang kan kalau tidak ada dokumetasi tentang kegiatan kami.
Kami memulai perjalanan dari kota takengon menuju kampung simpil,
Kami berangkat jam 10 pagi, setelah mengumpulkan semua perlengkapan kami pun mulai bergerak.
Perjalanan kami kali ini hanya berempat saja, saya feri mahliga dan satu senior saya, kak kuncoro kami berangkat dengan menggunakan vespa.
Belum jauh perjalanan kami tiba2 ban serep vespa bocor. Terpaksa kami harus menambalnya terlebih dahulu. Hal ini supaya tidak terjadi kendala ketika kami dalam perjalanan
Setelah menempel ban siap kami melanjutkan perjalanan kami melalu jalur sebelah kiri pinggir danau tepatnya lewat kebayakan.
Kami tidak terlalu terburu buru dalam perjalanan. Kami menyempatkan diri untuk sebentar beristirhat di pinggir danau.
Menikmati ciptaan tuhan tidak harus dengan menggunakan uang,
Tuhan menciptaan alam dengan banyak keindahan.
Lalu pantaskah kita hanya berdiam diri saja?
Orang-orang seperti kita tidak pantas mati di tempat tidur
Hanya sebuah pertanyaan kecil.
Ok kita kembali ke cerita...
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang sekitar jam 1 siang kami tiba di sebuah kampung yang tidak kami ketahui namanya, kak kuncoro meminta kami untuk beristirsahat terlebih dahulu.
Melanjutkan perjalanan akhirnya kami tiba di simpang simpil.
Disini kami memberitahu sekaligus meminta izin untuk bisa ,menginap di sana.
Setelah mendapatkan izin kami pun memarkirkan kereta kami dan memulai perjalanan menggunakan kaki, karena akses untuk menuju ke tempat kami menginap karena kami harus menyebarangi sungai terlebih dahulu.
Oh iya simpil ini dulunya merupakan tempat yang di jadikan wisata ketika hari libur besar tiba.
dimana simpil yang dulu sangat terkenal dengan keindahan wisata sungainya. Namun sayang akhir akhir ini sungai simpil sudah mulai tidak terawat lagi
Terbilang cukup nekat kami yang sebelumnya tidak pernah nyebrang kali ini kami harus melakukannya dengan air yang cukup deras. Saya dan feri berjalan duluan, sementara mahliga dan kak kuncoro berada di barisan paling belakang. Dengan bekal yang cukup lumayan banyak kami agak kesulitan untuk menyebrang.
Selesai ,menyebrang kami mencoba menyusuri jalan yang cukup semak, menurut kak kuncoro waktu pertama dia dtang kemari lokasinya tidak sesemak yang sekarang ini, tapi ya sudahlah apa boleh buat selain trus mencari jalan. Capek capek berjalan tau taunya kami salah jalan. Dan kami harus kembali mencari jalan utama utama
Tidak lama kemudian kami kembali ke jalan utama dengan cara blusukan.
Dan yang diu tunggu, akhirnya kamipun tiba di lokasi dimana kami akan menginap nanti malam,
Dan lagi untuk sampai ke titik kami berkemah, kami harus kembali menyebrangi sungai yang begitu dalam.
Karena banyak perlengkapan masak dan pribadi kami takut jika semuanya akan basah.
Kami mencari cara untuk bisa memindahkan barang kesebrang sungai.
Dengan menggunakan kayu kamipun mencoba memindahkan satu persatu barang kami.
Dengan segera mahliga dan kak kuncoro memasang tenda, sememntara saya den feri memasak
Setelah selesai makan dan beristirahat kami mandi menikmati sungai yang yang begitu indah dengan panoramanya.
Malam pun tiba, teman saya bernama said datang menyusul kami setelah saya memberitahunya via telpon bahwa kami berada di simpil.
Said pun mengajak kami untuk menjala ikan di sungai. Untuk makan malam katanya
Akhirnya saya dan kak kuncoro menemani said untuk menjala ikan, sementara feri dan mahliga menunggu kami di tenda. Karena takut untuk nyebrang akhirnya saya dan kak kuncoro menunggu said menjala, kami hanya melihat dia menjala.
Maklum kami udah ganti makanya ga ikut dia
Setelah menunggu said akhirnya kami kembali ke tenda membawa ikan, ya cukuplah untuk kami menikmati makan malam
Pulang.
0 Response to "Belajar Jurnal ||Tentang Pergi Atau Pulang "
Post a Comment